Aura Vintage Di Maha Corner, Lhoknga

AURA vintage amat berasa saat memasuki kafe kekinian yang berselimut seni ini. Aura arsitektur kuno menyapa kenangan di zaman rumah kayu.

RABU (10/7/24) petang lalu, semilir angin menohok sejumlah tubuh pengunjung saat duduk menikmati sejumlah minuman dan penganan andalan kafe kekinian beraura vintage tersebut.

Meski cuaca kurang mendukung, suasana itu tak menyurutkan para pengunjung menikmati panorama aduhai pinggir pantai persis di sisi barat kafe tersebut. “Ini adalah tempat sunset terindah, sayang hari ini cuaca kurang mendukung,” demikian Madan, saat menjelaskan ke salah satu kerabatnya yang mengunjungi kafe tersebut.

Samsul Bahri (tengah/topi pet) Owner Maha Corner foto bersama dengan pengunjung sekaligus koleganya. Waspada/Rizaldi Anwar

“Saya terkesima dengan barang kuno yang menghiasi arsitektur seluruh kafe ini. Soal alam, tak kalah dengan Bali, malah ini lebih spesifik mengingat Aceh kawasan Syariat Islam. Hari ini memang saya tidak melihat sunset, namun bisa saya bayangkan luarbiasanya jika cuaca mendukung,” celetuk Lora, warga Medan yang sengaja memilih destinasinya ke kafe tersebut.

“Pokoknya saya salut dengan ownernya yang memilih ‘ribet’ mengumpulkan bahan-bahan kuno untuk bisnisnya ini,” tutup Lora sembari izin ingin mengambil momen keindahan Maha Corner bersama keluarganya.

Perbincangan singkat keduanya terdeskripsi jelas dan sudah berulang tersadur di media online lokal KBA.ONE. Selain alamnya yang eksotik hingga kafe ini mampu memberi sensasi ngopi dipadukan dengan suasana riuh ombak dan semilir angin pantai. Rasanya tempat seperti ini paling cocok jadi teman di kala healing, bukan?

Hendra DS mengambil lokasi apik di kawasan pinggir pantai Maha Corner. Ist

Jadi tak salah Anda boleh memilih Maha Corner sebagai list destinasi wisata di momen weekend. Menumpahkan segala kegundahan dan kegelisahan hati. Apalagi letak Maha Corner cuma beberapa ratus meter dari jalur lintas Banda Aceh-Meulaboh, di Desa Mon Ikeun, Kecamatan Lhoknga, Aceh Besar.

Lokasi ini mengumbar panorama alam Samudera Hindia dan Pantai Pulo Kapuk (Pantai Cemara). Jarak tempuh dari Kota Banda Aceh ke lokasi sekitar 15 kilometer. Sedangkan estimasi waktu tempuh berkisar 20 menit. Persisnya, beberapa puluh meter melewati jembatan Lhoknga, belok kanan, di seberang Kompi Kavaleri 11/Walet Setia Cakti Kodam Iskandar Muda, di sanalah kafe Maha Corner berdiri menakjubkan.

Wajah Maha Corner.

“Keren, apalagi vintagenya,” ulang Cipi menimpali kekaguman sang ibundanya, Lora. Ketika pertama kali melepas pandangannya di altar kafe berkonsep unik tapi penuh futuristik. “Bagus sekali tempatnya. Luar biasa!” ungkap mahasiswi USU ini penuh kekaguman melihat Maha Corner yang kini melegenda.

Konsep kafe Maha Corner adalah vintage. Kesan aesthetic dan Instagramable yang dimilikinya seakan menjadi primadona di mata kaum milenial. Ditambah lagi desain lampu gantung minimalis menjadi lighting pendukung suasana estetika.

Uniknya lagi, seutuhnya bangunan kafe ini berbahan dasar kayu bekas. Tapi, di bagian-bagian tertentu, perkakas di kafe Maha Corner didatangkan dari luar negeri. Silakan bawa kamera jika mengunjungi tempat ini.

Penataan kursi dan meja berpayung yang sepenuhnya menghadap ke arah pantai adalah salah satu lokasi paling diminati pengunjung. Sun set akan terlihat jelas dari angle kafe ini.

Di sisi belakang, pengunjung bisa duduk santai menikmati hijaunya rimba pohon pinus yang menjulang tinggi di sekeliling. Suasana rindang dan teduh bakalan mengunci pikiran Anda untuk tak ingin buru-buru pulang. Dan menu paling hits di tempat ini adalah pizza.

Pizza paling wow sentuhan koki Maha Corner.

“Kami meracik pizza itu punya standarisasi, bumbunya tak boleh dilebihkan atau dikurangi biar rasanya tak berubah,” cerita Teuku Samsul Bahri, owner Maha Corner yang ramah dan selalu bergaya nyentrik ini.

Kepada Waspada, Teuku Samsul Bahri mengupdate bagaimana ia membangun bisnis kafe ini untuk memenuhi rasa penasaran para penggila wisata pantai. “Ini memasuki tahun keenam usia Maha Corner jika dihitung dari bangunan utama berbentuk panggung itu,” kata Samsul.

Samsul membangun area wisata, kafe, dan resto Maha Corner ini bertahap. Hanya saja ia tidak bisa menaksir berapa rupiah sudah uang yang tertanam di bisnis wisata paling artistik dan wow di Banda Aceh-Aceh Besar ini.

Bar tender Maha Corner.

Setiap weekend, Maha Corner diserbu pengunjung. Mereka “berburu” pizza paling lezat di Banda Aceh ini.

Suasana akhir pekan layaknya ada pesta raya. Pengunjung berbondong memadati Maha Corner sambil menyantap menu andalan pizza dan kopi arabika aneka racikan berkelas dari sentuhan tangan Pandu Satria, sang barista.

Suasana vintage amat berasa di salah satu kamar cottage Maha Corner.

“Saat ini yang terbaru dari sejumlah bangunan yang berdiri di kawasan Maha Corner adalah lima kamar Cottage dan kita tetap istiqomah sesuai konsepnya, yakni arsitekturnya tetap menggunakan bahan kayu kuno,” ujar Samsul sembari menambahkan bahwa dia saat ini sedang mengembangkan sayap bisnisnya di kawasan Lhong, sekira 20-an kilometer dari Maha Corner.

Selain tempat wisata, kafe dan resto, Maha Corner juga sering dijadikan objek foto prewedding.

Samsul bilang weekend adalah hari yang melelahkan bagi barista, koki, dan pramuniaga di Maha Corner. Selain hanya sekadar ngopi, makan, dan berfoto, Maha Corner juga dijadikan tempat pilihan pesta ulang tahun, arisan, dan reuni. “Kalau weekend selalu penuh di sini,” kata  Samsul.

Menanti sun set di Maha Corner.

Mengapa memilih konsep vintage (unik dan artistik)? Samsul mengaku terinspirasi dari Pulau Jawa dan Bali. Selain itu, sebelumnya, Samsul juga pernah tinggal di negara bagian Amerika Serikat yaitu Texas dan Alabama. Dari sanalah ia terinspirasi dan termotivasi untuk menciptakan konsep tersebut.

Mengenang sejarah berdirinya kafe Maha Corner, pascatsunami Aceh 2004, kata Samsul, lahan di kawasan itu sempat terbengkalai. Tapi, setelah kondisi membaik, Samsul bangkit dan menyulap lokasi tersebut menjadi ikon wisata baru di Aceh.

Selain kafe, Maha Corner dilengkapi cottage yang juga bergaya vintage seperti diutarakan Samsul tadi. Anda bisa menginap sambil menikmati kehebohan deru ombak laut yang cuma berjarak sepelemparan batu.

Tak jauh dari cottage, berdiri sebuah rumah dengan konsep yang sama. Mirip vila, tetapi itu adalah rumah pribadi Samsul.  

Interior unik rumah pribadi Samsul di area Maha Corner.

Ia menyimpan banyak koleksi topi di dinding rumah itu. Interiornya juga diisi dengan perabotan berkelas meski bagian luar bangunan rumah tetap mempertahankan bahan kayu bekas.

Di sebelah selatan rumah itulah dua cottage Maha Corner tengah memasuki proses  finishing  pembangunan. “Mungkin siap lebaran nanti selesai,” tegas Samsul.

Ya, Maha Corner adalah kafe yang bakal fenomenal. Destinasi ini salah satu jendela masa depan pariwisata Aceh. Tak cuma Samsul yang berempati dan bersimpati menghidupkan roh dunia kepariwisataan Aceh yang sempat mati suri digeruduk pagebluk Covid-19. Banyak spot-spot wisata lain di Banda Aceh-Aceh Besar yang tak kalah menarik dan bermimpi sama dengan Samsul.

Sisi lain Maha Corner.

Hanya saja, seperti tempat wisata pantai lain, Samsul juga mengeluhkan soal pembatasan waktu kunjungan. Menurut Samsul, sebaiknya pemerintah menambah batas waktu berkunjung.

Jika saat ini  waktu kunjungan dimulai dari pukul  09:30-19:30 WIB, sebaiknya bisa diperpanjang hingga pukul 22.00 WIB atau lebih ketika weekend.

“Biar hidup pariwisata kita. Generasi muda saat ini, kan, sudah lebih terarah sehingga kecil kemungkinan melanggar tata krama yang bertentangan dengan nilai-nilai syariat Islam,” tutup Samsul penuh harap dan optimisme. R Anwar

Artikel Aura Vintage Di Maha Corner, Lhoknga pertama kali tampil pada Berita Terkini dan Terbaru Hari Ini – WASPADA.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *