MEDAN (Waspada) : Penipuan melalui internet semakin menjadi-jadi. Ragam modus kejahatan dunia maya diprediksi akan semakin meningkat pada tahun 2025.
Perkembangan teknologi Artificial Intelligence (AI) atau kecerdasan buatan pun membuat praktik penipuan di internet semakin canggih.
Tak terhitung berapa jumlah korban dari modus penipuan dunia maya, bahkan nama besar di media sosial pun kerap terdengar harus kehilangan akunnya akibat malware yang ditanamkan melalui email phising.
Berikut rangkuman waspada.id, Rabu (25/12), tentang cara untuk mengamankan email dari serangan malware.
Solusi terbaik untuk menghindari penipuan adalah menyembunyikan email agar tak diketahui oknum-oknum jahat. Namun, hal ini agak sulit, sebab banyak hal yang memerlukan alamat email untuk verifikasi.
Untuk keamanan lebih tinggi, sebaiknya bikin alamat email baru sebagai ‘alias’ untuk dibagikan secara publik. Selain itu, bisa membuat alamat email baru untuk email utama yang sebisa mungkin tidak dibagikan secara umum.
Selain cara diatas, pengguna Android dan IOS bisa gunakan cara dibawah.
Fitur ‘Shielded Email’ bagi pengguna Android
Pada November lalu, Google juga mengembangkan fitur serupa untuk Gmail. Hal ini terdeteksi oleh Android Authority melalui pembedahan APK baru.
Fitur bernama ‘Shielded Email’ itu berisi sistem yang menciptakan alamat email alias untuk penggunaan satu kali (single use) atau penggunaan terbatas (limited-use). Pesan yang masuk ke alamat alias itu kemudian akan di-forward ke email utama pengguna.
Jika fitur ini sudah tersedia, pengguna sebaiknya menggunakannya. Dengan begitu, pengguna perlu membuat email alias yang dibagikan untuk kebutuhan verifikasi, lantas email alias itu akan diteruskan ke email utama dengan alamat yang tak perlu dibagikan secara umum.
Apple dengan fitur ‘Hide My Email’
Apple berupaya mengamankan pengguna dengan meluncurkan fitur ‘Hide My Email’.
Fitur itu memungkinkan alamat email pengguna disembunyikan atau diatur menjadi privat.
“Untuk menjaga kerahasiaan alamat email pribadi Anda, Anda dapat membuat alamat email unik dan acak yang diteruskan ke akun email pribadi Anda, sehingga Anda tidak perlu membagikan alamat email asli Anda saat mengisi formulir atau mendaftar buletin di web, atau saat mengirim email,” begitu keterangan Apple terkait Hide My Email.
Sistem LLM Google mampu deteksi penipuan secara dini
Meski sistem LLM Google mampu mendeteksi pola penipuan secara cepat dan luas dan telah, mendeteksi spam 20% lebih baik, serta mengkaji 1.000 kali lipat laporan spam pengguna setiap harinya, tetapi itu saja tak cukup, seperti yang dikatakan McAfee.
Perlu dilakukan pembaruan secara drastis untuk mengamankan pengguna dari penipuan yang tersebar di email. Misalnya, dengan membubuhkan label ‘spam’ atau ‘berbahaya’ pada email penipuan yang masuk ke akun pengguna.
Selain itu, pengguna juga harus lebih proaktif dengan mengaktifkan ‘Hide My Email’ di Apple atau ‘Shielded Email’ di Android ketika fitur itu sudah ada.
“Dengan lebih dari 2,5 juta pengguna Gmail, kami saat ini menyebarkan model AI untuk memperkuat pertahanan keamanan di Gmail, termasuk menggunakan bahasa besar (LLM) baru yang dilatih untuk membasmi phishing, malware, dan spam,” kata Google, dikutip dari Forbes, Selasa (24/12).
Firma keamanan siber McAfee menilai revolusi AI bekerja dua arah, untuk hal baik dan buruk. Google bisa saja menggunakan AI untuk memberantas penipuan, tetapi penipu akan kembali menggunakan AI untuk menciptakan serangan yang susah terdeteksi.
“Seiring perkembangan AI yang lebih mudah diakses saat ini, penjahat siber menggunakannya untuk menciptakan scam yang lebih meyakinkan dan terpersonalisasi, sehingga lebih sulit terdeteksi,” kata McAfee.
Sumber : cnbcindonesia.com
Artikel Gunakan Dua Fitur Ini Untuk Hindari Penipuan Melalui Email Di Tahun 2025 pertama kali tampil pada Berita Terkini dan Terbaru Hari Ini – WASPADA.