MEDAN (Waspada): Mengonsumsi minuman kopi sudah menjadi trend masyarakat dari segala kalangan. Berbagai racikan minuman dari kopi sudah menjadi produk andalan yang dijual di café-café di Kota Medan tak terkecuali juga di Lentera Cafe yang ada di Jalan Pintu Air IV Kelurahan Kwala Bekala Kecamatan Medan Johor.
Membidik anak-anak muda dan pencinta kopi, cafe yang baru buka Juli 2024 ini tidak hanya menawarkan jenis minuman kopi yang dijual pada umumnya, tapi juga ada minuman handalan dan terfavorit yang membuat Lentera Cafe berbeda dari lainnya yakni kopi gula Nipah.
“Kalau di Kota Medan, kita bisa pastikan bahwa baru kita yang menggunakan gula nipah pada campuran minuman kopi. Selain memiliki sensasi rasa yang gurih, gula nipah juga hasil petani binaan kita di Langkat tergabung dalam Yayasan Konservasi Pesisir Indonesia (Yakopi),” ujar Manager Comdev Yakopi, Rijalul Halimi Harishun, kepada Waspada, Sabtu (14/12).
Menurutnya, penggunaan gula Nipah pada campuran kopi ini memiliki rasa yang berbeda jika menggunakan gula lainnya. Sensasi gurih dari manis dan asin gula nipah dicampur dengan pahit kopi menjadikan minuman kopi ini lebih nikmat.
Penggunaan gula Nipah itu terbuat dari air nira nipah yang diolah menjadi gula baik dalam bentuk cair dan padat. Kandungan gula nipah sangat bagus untuk kesehatan yakni memiliki kandungan karbohidrat yang hanya 44,8 persen, sedangkan gula aren sampai 85 persen karbohidratnya.
“Jadi gula Nipah ini aman dikonsumsi karena kandungan serat yang tinggi, kandungan lemak dan kalorinya rendah. Gula nipah mengandung NaCl (garam dapur) yang menyebabkan rasanya sedikit asin secara tidak langsung makanan yang dibuat dengan menambahkan gula ini rasanya menjadi gurih,” papar Halimi.
Dibuka pukul 08.00 WIB sampai 22.00 WIB, cafe yang berada di samping sekolah Al Azhar Medan ini, kata Halimi, Lentera Cafe sudah memiliki pelanggan Kopi gula Nipah. Selain itu juga menjual gula Nipah bentuk padat, cair dan persachset.
“Untuk harga kopi gula Nipah hanya Rp19.000 percup dengan manfaatnya yang banyak. Kita juga ikut menyejahterakan petani Nipah yang kita peroleh dari Langkat,” kata Halimi.
Di Lentera Cafe ini, selain kopi gula Nipah, ada juga kopi pandan, kopi caramel, kopi susu aren dan kopi vanilla. Untuk Kopi Espresso, ada Sanger, Americano, Canggu Americano, Cappucino dan Cafe Latte. Kopi manual juga tersedia V60, Japanese dan tubruk.
“Kopi nya ini semua merupakan produksi petani binaan Yakopi di Aceh Gayo. Bahkan makanan ringan seperti keripik-keripik juga dari hasil UMKM,” ungkapnya.
“Selain kopi, juga ada minuman non kopi, teh, moktail, wmoothies dan minuman tradisional Wedang Jahe. Makanan ada ayam penyet andaliman, ayan geprek, nasi goreng, berbagai masakan mie dan pempek,” tambah Halimi.
Direktur YAKOPI Eling Tuhono (kanan) dan Manager Comdev Yakopi, Rijalul Halimi Harishun, bersama produk gula Nipah.
Pembinaan
Di tempat terpisah, Direktur YAKOPI Eling Tuhono menjelaskan, hadirnya Lentera Cafe sebagai tempat penampungan produksi gula Nipah masyarakat binaan Yakopi yang telah dimulai sejak tahun 2021.
“Masyarakat bisa menggasilkan gula Nipah. Tapi ini kan harus ada kelanjutannya, agar tidak sia-sia. Di Lentera Cafe ini gula Nipah itu kita manfaatkan untuk dikenal, dikonsumsi dan akhirnya jadi kebutuhan masyarakat luas. Sekarang ini Lentera Cafe bisa menampung gula Nipah 50 kg sampai 100 kg tiap bulan dari masyarakat penghasil gula Nipah. Sebenarnya berapapun petani bisa jual, kita siap tampung. Karena saat kita berani mempromosikan gula Nipah ini ke masyarakat, maka stok harus terjaga. Jangan sampai ekpetasi masyarakat sudah tinggi, ternyata produksi tidak sanggup menyediakan kebutuhan pasar,” jelasnya.
Untuk itu, Yakopi terus melakukan pelatihan gula Nipah di desa-desa pesisir di Langkat. Karena selama ini masih ada empat desa di Langkat dan akan dikembangkan di kawasan pesisir lainnya di Sumut dan Aceh.
“Memang kendala di lapangan pasti ada seperti hama monyet dan juga belum konsisten masyarakat pesisir memanfaatkan pohon Nipah. Kalau kita sadap nira nya, maka pohon tidak boleh diganggu. Tapi oleh masyarakat yang ingin menghasilkan uang cepat, maka sudah diambil daunnya untuk lidih, atap dan sebagainya. Padahal kalau niranya yang diambil, nilai ekonomisnya lebih tinggi dengan panen bisa sampai 3 bulan. Ini lah sedang kami sosialisasikan ke masyarakat pesisir. Gula Nipah ini, kata Eling, optimis akan dijadikan gaya hidup yang banyak dikonsumsi masyarakat seperti kopi,” imbuh Eling. (h01)
Artikel Manfaatkan Hasil Petani Binaan, Ada Kopi Gula Nipah Di Lentera Cafe pertama kali tampil pada Berita Terkini dan Terbaru Hari Ini – WASPADA.